Ad Code

Responsive Advertisement

News Ticker

6/recent/ticker-posts

Memaknai Liburan Sekolah

Ujian semeter ganjil telah dilalui, laporan evaluasi hasil belajar pun telah diterima, entah dalam bentuk rapot sementara karena masalah pencetakan di sekolah pada umumnya atau dalam bentuk KHS (Kartu Hasil Studi) di sekolah yang mulai mengadopsi standar internasional (alias RSBI), itulah bukti nyata hasil pencapaian siswa dalam satu semester yang telah dilalui. Ada yang merasa puas, ada yang tidak puas, ada yang kaget karena di luar dugaan, ada pula yang heran karena tak sesuai dugaan. Padahal kalau dipikir lebih mendalam semuanya tak lepas dari peran siswa itu sendiri dalam belajar di kelas (menerima pelajaran dan merespon  suasana kelas termasuk berinteraksi dengan guru dan teman sekelas) juga ketika belajar di luar kelas (mempersiapkan pelajaran baru, membuka kembali pelajaran yang sudah didapat dan mengaplikasikannya serta berdoa untuk  kesuksesan proses belajarnya).
Ujian telah dilalui, liburan pun hari ini sedang dijalani. Dua minggu lagi anak-anak akan memulai aktivitasnya kembali di sekolah. Liburan menjadi masa-masa yang sangat berarti bagi setiap siswa, karena di masa itulah mereka menghilangkan seluruh kepenatan yang dialaminya. Selain itu, berbagai masalah yang dihadapinya selama belajar, seperti PR yang menumpuk, nilai rapot yang tidak terlalu tinggi akan disirnakan pada masa libur ini, sehingga pada saat ia kembali ke sekolah, ia seakan-akan seperti siswa baru yang belum memiliki permasalahan.
Oleh karena pentingnya masa liburan, sehingga siswa sejak jauh-jauh hari sudah merencanakan kegiatan selama liburan, sehingga tidak ada sedikitpun dari waktu liburan itu yang terbuang secara sia-sia. Akan tetapi, sangat disayangkan bagi sebagian kalangan siswa yang salah kaprah dalam memaknai hari libur. Ada yang menganggap waktu libur adalah waktu bebas, bebas dari segalanya, bebas belajar, bebas berekspresi, bebas dari tugas dan tanggung jawab. Tentu anggapan ini tidak benar, hari libur memang bebas dari sekolah tapi, tidak bebas dari belajar, karena belajar harus berlangsung setiap hari. Contoh, ketika seorang pergi berlibur ke sebuah pantai, ia dituntut mampu mengambil pelajaran dari liburannya itu, seperti suasana pantai, dan tentang kehidupan masyarakat sekitar pantai.
Selanjutnya, masa libur hendaknya harus dimaknai sebagai waktu menjernihkan akal dan pikiran, dengan melakukan refreshing. Sehingga pada saat ia kembali ke sekolah suasana hati dan pikirannya dalam keadaan tenang dan senang.
So... buat siswa-siswaku nikmati liburan dengan nilai-nilai positif. Happy holyday!!!

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement